Kamis, 12 November 2015

Ringkasan Khotbah 08-11-2015

Oleh Pdt. Karel C. Waworuntu



Berada Dalam Agenda Tuhan Bag 2
(1 Samuel 17:41-45)

Iblis tidak akan membiarkan kita menang dengan mudah karna sasarannya adalah supaya kita semua kalah dalam peperangan iman kita. Tetapi kita belajar dari firman Tuhan bahwa iblis adalah musuh yang sudah dikalahkan oleh Yesus sesuai dengan nubuatan di kejadian 3:15 bahwa keturunan dari Hawa akan meremukkan kepala iblis dan kepala dari iblis itu telah diremukkan oleh Yesus diatas kayu salib. Sebelumnya kita sudah belajar mengenai Daud yang harus menghadapi perkataan dari Eliab kakaknya dan Saul pemimpinnya ketika akan maju melawan Goliat. Kemudian suara atau perkataan yang ketiga yang kemudian juga harus Daud hadapi untuk menaklukan Goliat yaitu adalah perkataan dari Goliat (1 Samuel 17:41-44). Ada 3 hal yang disampaikan oleh Goliat, untuk menghalagi Daud datang berperang melawannya.

1.      Penghinaan (Ayat 42)
Goliat menghina Daud dengan kata-kata penghinaan yang sangat merendahkan Daud. Apakah Daud menjadi surut mendengar itu? Kata-kata yang merendahkan Daud itu tidak dihiraukan oleh Daud. Memang mungkin secara fisik, secara manusia mungkin pantas apabila Goliat berkata seperti itu. Golia tinggi besar, dilengkapi pakaian perang juga pengalaman perang yang luar biasa. Tetapi Daud tidak terpengaruh dengan segala penghinaan itu. Apabila itu adalah untuk kepentingan pelayanan dan penurutan kita kepada Tuhan, mengapa kita harus tidak rela dihina? Mengapa kita tidak rela direndahkan? Daud maju terus, dia abaikan semua perkataan itu. 1 Korintus 1:27-29 berkata yang bodoh, yang lemah, yang tidak berarti bagi dunia, dihadapan manusia, itulah yang dipilih Allah. Untuk mempermalukan apa yang dianggap berhikmat, apa yang dianggap kuat, apa yang dianggap hebat, untuk mempermalukan semua itu. Sebelum Daud tampil dalam 1 Samuel 16 Tuhan katakan “Aku sudah memilih, seorang yang berkenan dihatiku”. Siapa yang dipilih Allah? Seorang anak remaja yang kemudian dihina dan dipermalukan oleh Goliat dengan perkataan-perkataannya. Tapi jangan lupa, dia dipilih oleh Tuhan. Orang yang dipilih Tuhan, pasti dibela oleh Tuhan. Kalau itu adalah untuk kepentingan penurutan dan pelayanan kita kepada Tuhan, untuk kepentingan rohani, mengapa kita harus tidak rela untuk direndahkan? Haruslah menjadi suatu kebanggan bagi kita “Saya dipilih oleh Tuhan!”. Daud dipilih oleh Tuhan untuk perkara-perkara yang besar. Saat Tuhan memilih kita, Tuhan tidak melihat apa yang ada pada kita, tetapi Tuhan mau melihat bagaimana hati kita yang diserahkan kepada Tuhan, dan Tuhan akan beri kita kemampuan.

2.      Kutukan (Ayat 43)
Untuk menghancurkan mental Daud, Goliat mengutuki Daud. Tapi orang yang dipilih Tuhan mempunyai mental rohani yang kuat, bukan mental biasa-biasa. Daud tidak hiraukan semua perkataan Goliat itu. Satu hal yang perlu kita perhatikan yaitu Daud tidak menjawab dengan kata-kata yang sama. Dalam Bilangan 22-24 saat bangsa Israel tiba di dataran Moab, raja Balak ketakutan karna kedatangan bangsa Israel sehingga memanggil Bileam untuk mengutuki bangsa Israel. Namun bukannya perkataan kutuk yang keluar dari mulut Bileam melainkan perkataan berkat bagi bangsa Israel. Dalam Kejadian 12:1-3, Tuhan sudah katakan kepada Abraham sampai kepada keturunannya termasuk bangsa Israel bahwa orang yang mengatakan berkat lepadanya akan diberkati, dan orang yang mengutukinya akan dikutuki dan itulah yang terjadi pada waktu itu. Ucapan-ucapan kutuk yang diucapkan oleh Bileam, dirubah oleh Tuhan menjadi ucapan berkat. Tuhan taruh di mulut Bileam, ucapan berkat bagi bangsa Israel.

3.      Ancaman (Ayat 44)
Suara yang menakutkan secara manusia. Banyak hal datang dalam hidup ini seperti suatu ancaman. Bisa dalam bentuk sakit penyakit, dalam bentuk ekonomi, soal keamanan, dll. Ancaman atau ketakutan apapun yang datang dalam kehidupan kita, marilah kita hanya memandang kepada Tuhan.

Bagaimanakah sikap Daud terhadap semua ucapan daripada Goliat? Daud tidak menjawab ucapan pertama dan kedua dari Goliat. Ada perkataan-perkataan yang tidak perlu kita jawab, tidak perlu dilayani. Kemudian untuk kata-kata yang ketiga, ancaman dari Goliat, barulah Daud menjawabnya dalam ayat ke 45 Daud berkata “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.”  Daud menempatkan diri sebagai seorang anak Tuhan yang mengandalkan Tuhan. Itulah kata-kata yang ada dalam perbendaharaan hati seorang Daud. Kata-kata yang senantiasa memuliakan Tuhan. Kata-kata yang memuji Tuhan. Kata-kata yang mengagungkan Tuhan. Itulah yang harus memenuhi perbendaharaan setiap hati kita, supaya setiap tantangan yang kita hadapi, kita hadapi dengan perkataan-perkataan firman Allah. Karna itu dalam surat Kolose, rasul Paulus berkata “Hendaklah perkataan Kristus itu diam diantara kamu dengan segala kekayaannya..” Kita harus memperkaya diri kita dengan kebenaran-kebenaran firman Allah  supaya ketika kita menghadapi setiap tantangan, sikap dan perkataan kita sesuai dengan firman Tuhan. Itulah yang mendatangkan kemenangan bagi kita. Secara manusia, seharusnya dengan perkataan Goliat saja, Daud sudah pergi. Namun Daud berkata bahwa yang Goliat tantang bukanlah Daud tapi Tuhan. Kita adalah anak Tuhan sehingga setiap tantangan yang menghadang kita itu juga sebenarnya sama seperti menantang Tuhan. Ketika tantangan itu kita letakkan pada porsi yang sebenarnya, maka kemenangan adalah bagian kita. Daud mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan apa yang ada padanya. Tuhanlah pencipta langit bumi dan segala isinya dan yang memegang semua kekuasaan yang ada di dalamnya adalah Tuhan yang kita sembah yaitu Yesus Kristus. Marilah kita memenuhi hati kita dengan perbendaharaan kata-kata yang memuliakan Tuhan, sehingga apapun tantangan yang menghadang kita, bersama Yesus, kemenangan menjadi bagian kita. Tuhan Yesus memberkati.

Ringkasan Khotbah 01-11-2015

Oleh Pdt. Karel C. Waworuntu

Berada Dalam Agenda Tuhan 
(1 Samuel 17:28) 

Dalam 1 Samuel 17:28 diceritakan bahwa ketika Eliab mendengar perkataan Daud, amarahnya bangkit, ada hal tersembunyi yang tersirat dari perkataannya itu yaitu dia merasa memiliki saingan baru. Kakak Daud ini mengakui keberanian Daud dalam menggembalakan dombanya sekalipun menurutnya Daud masih terlalu muda dan belum masuk hitungan. Bagaimanakah sikap Daud dalam menanggapi Eliab? Daud tidak beragumentasi dengan Eliab. Tantangan yang pertama bagi Daud datang dari saudaranya sendiri yang bisa berarti juga sesama jemaat, sesama saudara di dalam Tuhan, yang mungkin lebih senior dari kita. Eliab merasa dia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari raja apabila Daud muncul yang kemudian membuat dia menjadi lupa akan tujuan peperangan yang sebenarnya, tujuan yang lebih besar yaitu untuk kemenangan bangsa yang besar. Mari kita jangan terjebak dengan “roh Eliab”, merasa yang lain belum pantas untuk melayani karna masih baru, kita yang lebih pantas. Jangan sampai kita terjebak, karna kita akan kehilangan segalanya. Mari kita melihat perjuangan di dalam Tuhan adalah perjuangan untuk suatu gereja Tuhan yang besar, untuk suatu misi yang besar, untuk suatu agenda Allah yang besar. Bukan untuk menonjolkan satu pribadi, namun untuk mengalahkan Filistin. Itu yang ada dalam agenda Allah. Yosua pasal 13 menceritakan bahwa setelah Yosua mengalahkan sekian banyak bangsa di negeri Kanaan, ada bangsa Filistin yang belum dikalahkan oleh Yosua. Itu adalah agenda Allah dan Allah mempersiapkan orang-orang yang akan maju untuk menghadapi Filistin. Dalam kitab Hakim-hakim, dari satu hakim yang memerintah orang Israel kepada satu hakim yang lain, terus terjadi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, yang paling menonjol adalah ketika Simson menghadapi Filistin. Tapi kemudian kemenangan bertahun-tahun atas Filistin hancur lebur karna Simson harus terlibat dalam suatu skandal diluar agenda dari Tuhan. Dengan jatuh bangunnya bangsa Israel melawan orang Filistin, mengalahkan Filistin adalah agenda dari Tuhan dan karna itu Filistin juga harus dihadapi dengan cara dari Tuhan, bukan cara dari seorang Saul yang memotivasi orang Israel untuk berperang karna hadiah. Jangan sampai pelayanan dan penurutan kita terhadap Tuhan dikarenakan kita menginginkan “hadiah”, namun biarlah itu kita lakukan karna kita mau terlibat dalam agenda besarnya Tuhan. 

Tantangan kedua yang harus dihadapi oleh Daud dalam menghadapi Goliat adalah perkataan dari pemimpinnya (1 Samuel 17:31-33). Saul berkata bahwa tidak mungkin Daud bisa mengalahkan Goliat. Saul tidak tahu bahwa anak muda ini ada di dalam agenda Allah karna Saul tidak punya pikiran rohani. Saul adalah seorang raja Israel, yang tidak ada dalam agenda Allah. Dalam Kejadian 35:11, jauh sebelum bangsa Israel itu ada, salah satu janji berkat yang disampaikan Allah kepada Yakub adalah bahwa suatu waktu bangsa Israel akan dipimpin oleh raja yang tentunya adalah orang-orang yang dipersiapkan Allah. Setelah berakhirnya zaman daripada Yosua, zaman Israel beralih dengan dipimpin oleh hakim-hakim dimana hakim yang terakhir adalah Samuel. Baru kemudian Allah akan mengangkat raja bagi orang Israel dimana dia sedang dipersiapkan oleh Tuhan namun bukan Saul orangnya. Tetapi orang Israel mendahului agenda Allah, mendahului rencana kerja dari Allah. Dalam 1 Samuel 8:5 diceritakan bagaimana bangsa Israel mendesak Samuel untuk memilih raja bagi mereka agar mereka menjadi sama seperti bangsa-bangsa lainnya yang memiliki raja. Berapa banyak gereja akhir zaman yang mengadopsi tata cara dunia masuk ke dalam gereja. Mereka terobsesi dengan adanya “sistem” yang ada diluar sana, padahal Allah punya cara-Nya sendiri dan cara Allah itu sempurna adanya. Saat bangsa Israel mendesak Samuel dan Samuel mengadu pada Tuhan, Tuhan mengenal betul tabiat bangsa Israel, Tuhan menuruti apa yang menjadi keinginan mereka hanya saja Tuhan berkata agar Samuel memperingatkan bangsa Israel mengenai apa yang akan dibuat oleh raja itu. Diantaranya adalah semua yang terbaik dari orang Israel akan diambil oleh Saul kemudian Saul juga mengambil perpuluhan dari bangsa Israel untuk dirinya. Karna itulah sejak zaman Saul tidak ada lagi pelayanan keimamatan. Banyak hal yang dibuat oleh Saul, sangat menyakiti hati Tuhan. Saul menjadi orang yang suka melanggar dan melecehkan firman Tuhan. Saul adalah orang yang tidak memiliki kepribadian yang rohani, karna itu ketika Saul melihat Daud muncul dihadapannya dia berkata bahwa Daud tidak mungkin bisa mengalahkan Goliat. Suara dari Saul yang adalah seorang pemimpin yang seharusnya memberi support kepada rakyatnya sendiri malah mematahkan semangat Daud dengan berkata tidak mungkin Daud bisa.  

Mari dalam kita menghadapi kehidupan ini, jangan kita mengukur segala sesuatu dengan hal-hal jasmaniah semata. Apa yang menjadi tanggapan Daud mendengar perkataan Saul? Daud tidak patah arang mendengar suara yang negatif itu.  Saat kita mendengar suara-suara yang negatif, jangan melihat kepada perkataan itu, namun mari kita melihat kepada agenda besar dari Tuhan serta kita berada di dalam agenda itu. Perkataan negatif dari Saul dijawab oleh Daud dengan pengalaman rohani bersama dengan Tuhan yang artinya sejak dari muda, Daud ada di dalam agenda Allah.  Seseorang yang ada di dalam agenda Allah, ia mampu melakukan perkara besar. Tidak menjadi masalah dia masih kecil atau dia masih muda sebab ketika Tuhan memakai seseorang, Tuhan tidak melihat kemampuan yang ada pada orang itu tapi ketika ia mau memberi diri untuk mau dipakai Tuhan maka Tuhan memberi dia kemampuan. Saul mengandalkan kemampuannya sendiri, karna itulah ia menjadi takut. Yeremia 17 mengatakan “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan...” Bukan mengandalkan kemampuan diri sendiri. Daud menanggapi perkataan Saul dengan menceritakan pengalaman pribadinya bersama dengan Tuhan. Adanya pengalaman-pengalaman pribadi kita bersama Tuhan, menunjukan bahwa kita masih berada di dalam agenda besarnya Allah. Sama seperti Daud yang mengandalkan penyertaan Tuhan dalam mengalahkan Goliat (ayat 37), orang yang memiliki pengalaman rohani bersama dengan Tuhan, senantiasa mengandalkan dan mononjolkan Tuhan. Bukan karna kehebatannya sendiri, namun semua karna Tuhan. Masihkan kita berada dalam agenda besarnya Tuhan? Mari kita jangan terjebak dalam “roh Eliab” dan “roh Saul” yang meremehkan orang lain, yang menganggap segala sesuatu itu tidak mungkin. Bagi orang yang berada di dalam agenda Allah, segala sesuatu mungkin bersama dengan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.    

Kamis, 05 November 2015

Ringkasan Khotbah 25-10-15

Oleh Pdt. Karel C. Waworuntu



MOTIVASI YANG BENAR
(1 Samuel 17:23-25)

Ketika orang Israel ditantang oleh orang Filistin untuk berperang, masing-masing berhadap-hadapan dan dipimpin oleh pemimpinnya. Dari Filistin ada Goliat, dan dari Israel ada Saul yang merupakan raja Israel. Namun peperangan itu sendiri belum pernah terjadi. Hanya Goliat yang selalu tampil setiap hari dan menantang untuk bertarung satu melawan satu. Menghadapi cemoohan Goliat terhadap orang Israel, yang menjadi respon mereka adalah lari ketakutan. Daud tidak termasuk dalam daftar anggota pasukan Israel. Dari 8 bersaudara Daud, hanya 3 kakak dari Daud yang terpilih. Daud sangat tidak diperhitungkan dan tidak dikenal oleh siapapun. Kehadiran Daud di medan perang bukanlah untuk ikut berperang, Daud hanya melakukan perintah ayahnya untuk membawa perbekalan bagi saudara-saudaranya sekaligus membawa pulang kabar mengenai keadaan saudara-saudaranya.
Diceritakan dalam ayat-ayat sebelumnya bahwa ketika Daud baru menurunkan perbekalan itu, tampilah Goliat dengan suara yang keras menantang orang Israel. Ada yang aneh dari pemandangan mata Daud, ketika suara Goliat muncul, tentara Israel lari ketakutan dan keadaan ini sudah terjadi 40 hari yang artinya sudah banyak sekali logistic yang sudah dihabiskan (ayat 24). Namun Daud melihat bahwa cemoohan Goliat kepada orang Israel itu juga sebagai cemoohan terhadap Allah (ayat 26). Karna bangsa Israel itu adalah bangsa kepunyaan Allah. Begitu juga dengan kita orang Kristen, apapun yang kita hadapi itu juga merupakan bagian tanggung jawab dari Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam ayat 25 dikatakan bahwa orang yang mengalakan Goliat akan dianugerahi kekayaan yang besar, raja akan memberikan anak perempuan raja kepadanya dan kaum keluarganya akan dibebaskan dari pajak di Israel. Inilah sebabnya tentara Israel tidak pernah selesai dengan peperangan itu, karna ternyata mereka maju berperang dengan suatu motivasi yang salah. Mereka maju berperang bukan untuk membela nama baik bangsanya, namun untuk merebut hadiah yang ditawarkan oleh raja Saul. Semua itu menyangkut hal-hal materi dan itu adalah motivasi yang salah. Seringkali kemenangan-kemenangan yang ada di depan kita lenyap dan gagal kita raih karna kita maju dengan motivasi yang salah. Saul telah memotivasi tentara Israel dengan cara yang salah, mengapa Saul melakukan hal itu? Karna dia adalah seorang pemimpin yang suka melanggar dan meremehkan firman Allah. Pasal 13 dan 15 dari 1 Samuel menceritakan tentang pelanggaran Saul akan firman Allah, dan bagi Tuhan itu adalah penghinaan kepada Tuhan. Orang yang suka melanggar firman Allah tidak memiliki motivasi rohani. Segala sesuatu dilakukan dengan motivasi materi, keuntungan jasmaniah dan keuntungan fisik semata.
               Bagaimana dengan penurutan dan pelayanan kita kepada Tuhan? Apa yang menjadi motivasi kita? Apakah hanya untuk mendapatkan berkat yang jasmani dari Tuhan? Akan sia-sia sajalah penurutan dan pelayanan kita, kemenangan akan menjauh dari kehidupan kita dan akan ada banyak masalah yang tidak pernah terselesaikan dalam hidup ini ketika kita memiliki motivasi yang salah dalam pelayanan dan penurutan kita kepada Tuhan. Hal yang sama pula yang terjadi pada bangsa Israel. Hal-hal yang kelihatannya baik secara jasmani; kekayaan berlimpah, anak perempuan raja dan bebas dari pajak seumur hiduplah yang menjadi motivasi mereka dalam berperang, dan hal itu menyakiti hati Tuhan. Namun Tuhan masih mengasihi bangsa Israel. Karna itulah Tuhan memunculkan Daud ditengah-tengah mereka. Allah masih mau membela umat-Nya. Daud adalah seseorang yang mempunyai kualitas rohani, dia selalu mempunyai hubungan dengan Tuhan. Sejak dari masa mudanya dia memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, karna itulah dia selalu memiliki motivasi rohani di dalam pelayanan dan penurutannya kepada Tuhan. Di dalam apapun yang dia lakukan, dia punya motivasi rohani, bukan keuntungan jasmaniah. Dengan motivasi salah seperti yang dimiliki oleh bangsa Israel itu, tentu akan memunculkan persaingan diantara mereka, mengenai siapa yang dapat mengalahkan Goliat. Karna hanya akan ada 1 orang yang berhasil dan mendapatkan hadiah, maka akan muncul kekawatiran di benak yang lainnya saat ada yang maju melawan Goliat. Ini adalah suatu pelajaran yang berharga bagi kita. Dalam penurutan dan pelayanan kita kepada Tuhan jangan ada rasa ingin mendapat penghormatan, karna jauh lebih berharga ketika alkitab mengatakan bahwa barang siapa melayani Tuhan, ia dihormati oleh Bapa dan itu jauh lebih dari cukup daripada sekedar dihormati oleh manusia. Paulus mengatakan bahwa apa yang dahulu menjadi kebanggaanku aku anggap itu sampah, aku berlari ke hadapan-Nya untuk memperoleh hadiah dari Tuhan yaitu sorga, hidup yang kekal. Itulah tujuan penurutan dan pelayanan kita kepada Tuhan.
Ketika Daud mendengar Goliat menjelek-jelekkan Allah, maka Daud termotivasi untuk mengalahkan Goliat. Kemudian ketika Daud bertekad untuk mengalahkan Goliat, Daud mulai menghadapi suara-suara, perkataan-perkataan yang coba menggagalkan dia, yang coba menghalangi dia. Iblis tidak pernah mau kita memperoleh kemenangan. Sama seperti iblis memanfaatkan kecerdikan ular dalam berkata-kata untuk mempengaruhi manusia di taman eden (Kej 3:1). Karna itulah dalam kehidupan kita, kita seharusnya hidup bukan seperti apa kata orang melainkan apa kata Allah. Apabila kita hidup sesuai dengan perkataan Allah, maka Allah memberi kita jaminan.
               Ada yang merasa tersaingi ketika Daud menunjukan tanda-tanda akan melawan Goliat (ayat 28). Kalau kita simak perkataan Eliab, kita akan menemukan bahwa Eliab tidak ingin disaingi oleh Daud. Apabila kita ada dalam posisi Daud dan mendengarkan suara seperti itu, bagaimanakah sikap kita seharusnya? Tidak perlu kita layani. Dibanding dengan masalah yang sedang dihadapi, Daud kesampingkan suara dari Eliab. Ada persoalan yang lebih besar daripada harus bersambung jawab dengan Eliab yaitu kehormatan bangsa Israel sebagai umat Allah. Itulah yang ada dalam hati seorang Daud, bukanlah hadiah. Satu hal yang kita pelajari yaitu ketika kita meremehkan firman Allah dan mengganggap itu adalah hal yang biasa maka apa yang ada hati dan pikiran kita dalam pelayanan dan penurutan kita kepada Tuhan tidak lain adalah hal materi. Kita akan memiliki motivasi yang salah dan tidak akan pernah mengalami kemenangan, kita akan menjadi bulan-bulanan dari berbagai masalah yang tidak akan pernah terselesaikan dan kita akan menjadi ketakutan. Daud tidak pernah takut kepada Goliat karna motivasinya benar, motivasi yang rohani. Dialah yang berhak memperoleh kemenangan. Setiap kita yang memiliki motivasi yang benar dalam penurutan dan pelayanan kepada Tuhanlah yang berhak memperoleh kemenangan. Tuhan Yesus memberkati.


Ringkasan Khotbah 18-10-15



Oleh Pdt. Alexander Ticoalu
Tanggung Jawab
(Keluaran 19:4-6)

Bangsa Israel adalah prototype dari keberadaan orang percaya, seperti apa kondisi keberadaan orang-orang percaya itu akan tergambar juga dari bangsa Israel. Apa yang dialami oleh bangsa Israel kita juga pasti akan mengalaminya, namun apa yang dibuat oleh bangsa Israel sekira-kiranya jangan sampai kita lakukan, karna seringkali yang dilakukan oleh bangsa Israel itu menyakiti hati Tuhan yang membuat Tuhan harus datang dengan begitu keras lewat kebenaran firman Allah bahkan lewat teguran dan pengalaman yang begitu keras yang membuat mereka harus tetap belajar untuk tetap setia dan tunjuk kepada Allah. Lewat ini juga kita melihat betapa Allah dengan janji-Nya yang luar biasa kepada Abraham, lewat keturunannya akan lahir suatu bangsa yang besar, bangsa yang diberkati, bangsa yang menjadi umat pilihan dari Allah dan sungguh unik bagaimana Allah membentuk bangsa ini, lewat keturunan Abraham Ishak dan Yakub ternyata Allah membentuk keluarga besar ini untuk nantinya menjadi bangsa yang besar ditengah lingkungan bangsa Mesir seoralah-olah Mesir melindungi keluarga besar ini selama 400 tahun lamanya sehingga dari keluarga besar ini muncul suatu bangsa yang besar. Bukan suatu kebetulan bangsa Israel tumbuh di lingkungan bangsa Mesir, Tuhan ijinkan itu terjadi karna bangsa Mesir merupakan bangsa yang paling kuat dan lewat bangsa Mesir, Allah membentuk bangsa Israel dengan luar biasa. Hingga akhirnya Allah membawa mereka untuk keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian yang limpah dengan susu dan madunya lewat Musa. Melalui firman diatas juga, kita belajar mengenai tanggung jawab. Tanggung jawab apakah itu?

1.      Tanggung jawab Allah kepada bangsa Israel umat pilihan-Nya

a.      Tanggung jawab untuk melepaskan bangsa Israel (ayat 4a).
Tanggung jawab Allah kelihatan dan nyata dimana Ia memiliki kewajiban untuk melepaskan bangsa Israel. Keberadaan bangsa Israel yang sudah cukup lama menjadi budak dari bangsa Mesir membuat bangsa Mesir berat untuk bisa melepaskan bangsa Israel. Bahkan Allah mengeraskan hati Firaun untuk mewujudkan kuasa Allah yang luar biasa, cara Allah untuk melepaskan bangsa Israel dan puncaknya adalah saat mereka selesai menyebrangi laut Tebrau, bangsa Mesir dan tentaranya harus terkubur di dalam laut, itu adalah bentuk tanggung jawab Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari Mesir. Sehingga dalam firman-Nya dikatakan bahwa bangsa Israel sendiri telah membuktikan apa yang dilakukan Allah kepada orang-orang Mesir. Mesir berbicara tentang dunia ini, tentang ikatan-ikatan dosa dimana kita sedang tinggal di dalam dunia. Sama seperti sekalipun bangsa Israel sudah lepas dari perbudakan Mesir, ada waktu dimana mereka mengalami kesusahan dalam perjalanan, mereka berpikir bahwa lebih baik bagi mereka untuk tetap di Mesir. Pengaruh Mesir begitu kuat, pengaruh dunia begitu kuat di dalam kehidupan kita. Sekalipun kita sudah menjadi orang percaya, sering kita tidak melihat kebaikan Tuhan bagi kita namun kembali melihat dan tergoda oleh kehidupan yang lama. Padahal apa yang telah Tuhan lakukan kepada kita? Dia telah menebus kita dengan darah-Nya yang mahal, mati di kayu salib bagi kita, untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa.


b.      Tanggung jawab untuk mendukung bangsa Israel (ayat 4b)
Kata mendukung dalam firman diatas, dalam bahasa aslinya artinya adalah mengangkat. Orang yang hidup di dalam dosa mengalami keterpurukan dan tekanan yang luar biasa. Namun lewat pengorbanan Yesus, Tuhan memiliki tanggung jawab untuk mendukung kita yang tadinya adalah orang-orang yang siap masuk dalam kematian yang kekal namun Allah mengangkat kita tinggi semua karna kasih karunianya kepada kita.


2.      Tanggung jawab kita sebagai umat percaya.

a.      Sungguh-sungguh mendengarkan firman Tuhan (ayat 5a)
Allah tinggal dan hidup di dalam firman-Nya. Bukan hanya mendengarkan, namun dalam bahasa lain dikatakan “to obey” yang berarti tunduk. Dimana firman Allah itu menjadi bagian dalam hidup kita yang bukan hanya kita dengar namun kita lakukan. Bukan hanya beberapa firman saja yang kita sukai yang kita lakukan, namun keseluruhan dari firman Allah harus kita hidupi, karna diluar Allah kita tidak dapat berbuat apa-apa.

b.      Berpegang pada perjanjian Allah (ayat 5b)
Bagaimana firman Allah itu harus menjadi pusat perhatian dalam kehidupan kita, firman Allah harus menjadi segala-galanya dalam kehidupan kita karna firman Allah itu adalah Allah itu sendiri. Sementara kita masih berpusat pada yang lain, bukan pada firman Allah, maka kita belum menjadikan Allah sebagai yang terpenting dalam hidup kita. Sedangkan keberadaan kita pun sebenarnya hanya karna Tuhan. Hanya karna kemurahan Tuhan saja.