Jumat, 14 Agustus 2015

Ringkasan Khotbah 09-08-15

Oleh Pdt. Donald Waworuntu



Iman
(Markus 4:35-41)

Seringkali kita berpikir kalau kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan maka semua aman-aman saja, semua urusan Tuhan yang akan kerjakan, semua masalah dan problema Tuhan yang akan selesaikan, kita berpikir bahwa kita tidak akan mengalami badai dan gelombang, hidup kita akan nyaman dan tentram. Namun dalam pembacaan firman Tuhan diatas, jelas diceritakan bahwa murid-murid sedang bersama dengan Tuhan Yesus saat badai datang.
Siklus kehidupan akan membawa kita kepada suatu hal yang kadang membuat kita harus keluar dari zona nyaman kita, dan Allah mengijinkan itu terjadi agar murid-murid tidak puas begitu saja dengan apa yang telah mereka capai.  Dalam ayat ke 37 dikatakan bahwa tiba-tiba datanglah gelombang, sama seperti kehidupan kita dimana masalah dan badai bisa datang secara tiba-tiba. Tidak ada yang dapat diprediksi dari kehidupan ini. Kita mungkin bisa membuat rencana ke depan berdasarkan apa yang sudah terjadi, namun kita tidak bisa memiliki kepastian akan apa yang akan terjadi ke depan. Hanya Tuhanlah yang tau segala-galanya dengan pasti. Maka dari itu kita seharusnya meletakkan kehidupan kita dalam tangan-Nya. Sama seperti Tuhan mengijinkan murid-murid melalui badai tersebut. Dalam mengendalikan perahu, murid-murid Yesus adalah orang yang tepat dan ahli. Namun Tuhan mengijinkan badai menerpa perahu tersebut, agar murid-murid dapat belajar bahwa mereka tetaplah manusia yang terbatas dan karna itulah kita harusnya sadar bahwa kita membutuhkan Dia yang tak terbatas.

Murid-murid pun akhirnya membangunkan Yesus, membangunkan Yesus berbicara tentang doa. Setiap dari kita menyadari tentang sebuah kodrat bahwa ada suatu kekuasaan yang lebih besar dari dunia ini yaitu kekuasaan Tuhan. Kesadaran akan adanya Tuhan seringkali hanya muncul saat kita berada dalam kesulitan, karna itu tidak heran seringkali Tuhan mengijinkan kesulitan terjadi untuk mengembalikan manusia akan kesadaran-kesadaran religiusnya. Karna itu adalah natur kita sebagai manusia yang seringkali kehilangan kesadaran religius ketika kita diberkati Tuhan. Dalam kejadian ini, tidak ada yang salah dengan murid-murid yang membangunkan Yesus, namun cara mereka membangunkan Yesus yang menunjukkan bahwa mereka tidak percaya. Bagaimana mungkin mereka berpikir kalau kapal itu akan tenggelam padahal ada Yesus yang sedang bersama-sama dengan mereka. Kalau kita yakin bahwa Tuhan bersama-sama dengan kita, mana mungkin kita binasa. Cara kita berdoa seringkali menunjukan ketidak percayaan kita, cara kita memanggil dan berseru kepada Tuhan seringkali menunjukan bahwa kita tidak percaya pada Tuhan. Ketakutan itu sendiri sama dengan ketidak percayaan. Pemenang dan pecundang itu mengalami ketakutan yang sama, namun pemenang memilih untuk menghadapi ketakutan itu sedangkan pecundang memilih untuk meninggalkannya. Tidak ada orang yang tidak pernah mengalami rasa takut. Namun sikap dalam menghadapi rasa takut itulah yang membedakan seorang pemenang dan seorang pecundang. Dalam Ayub 3:25 dikatakan bahwa apa yang kita takutkan, itulah yang menimpa kita. Karna itu Tuhan Yesus katakan “janganlah Engkau kawatir, jangan Engkau takut” dan untuk mengalahkan ketakutan itu kita perlu percaya. Ketakutan membuat seseorang dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya, tetapi orang yang percaya tidak dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya. Sama seperti Tuhan Yesus yang dapat tidur dengan nyenyak di tengah badai, disaat murid-murid ketakutan. Kalau kita mengaku sebagai orang percaya, janganlah kita terpengaruh oleh lingkungan sekitar kita. Karna kita percaya, Dia Allah yang mampu mengendalikan segalanya. Ada beberapa aspek dari percaya :

1.      Kalau kita percaya Yesus, seharusnya kita percaya bahwa Dia peduli terhadap kehidupan kita (1Petrus 5:10)
Dia Allah yang peduli dengan kita, bukan hanya peduli namun Ia adalah Allah yang sanggup.

2.      Tidak ada rencana Tuhan yang gagal.
Tuhan Yesuslah yang mengajak murid-murid ke seberang, bukankah adalah rencana dari Yesus untuk mereka ke seberang? Karna itulah seharusnya murid-murid tahu kalau itu tidak akan gagal.

3.      Iman yang taat (Ibrani 11:8)
Iman haruslah disertai dengan ketaatan dimana Roh Kudus berbicara dengan hati kita. Tuhan Yesus memberikan Roh Kudus pada kita untuk menghibur dan mengajar kita.

Dalam ayat yang ke 39 dikatakan bahwa Yesus bangun dan menghardik angin itu “Diam, tenanglah!” kemudian danau itu menjadi tenang. Hal ini berbicara tentang perkataan, perkataan kita haruslah perkataan-perkataan iman. Selalu perkatakan firman Tuhan. Kiranya ketaatan terus menjadi bagian dari kita semua. Iman yang sungguh kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati.


Ringkasan Khotbah 02-08-15

Oleh Pdt. Karel Waworuntu



Persekutuan Pribadi Dengan Allah Bag 6
(Kejadian 35:5-7)

Sesudah terjadi masalah besar di Sikhem,  firman Tuhan datang kepada Yakub untuk bersiap dan pergi ke Betel. Tuhan tidak datang kepada Yakub hanya untuk mengasihaninya saja, Tuhan tidak datang untuk mengungkit dan menanyakan kronologis malapetaka yang menimpa keluarga Yakub. Dalam ketakutan Yakub, Tuhan menyuruhnya untuk bersiap kemudian pergi ke Betel danitu adalah jalan keluar yang terbaik yaitu kembali kepada persekutuan dan janji Tuhan yang merupakan jawaban dalam setiap permasalahandi dalam hidup ini. Setelah itu ayat berikutnya mengatakan  “sesudah itu berangkatlah mereka”, yang berarti harus ada tindakan dari mereka. Bukan sekedar percaya atau mengaminkan firman Tuhan tapi lalu tidak ada tindakan. Yakub dengan cepat bertindak sesuai dengan firman Tuhan. Menuju ke Betel, kembali kepada persekutuan dan janji Tuhan. Langkah selanjutnya setelah kita menyadari bahwa kita perlu kembali kepada persekutuan dengan Tuhan yaitu adalah bertindak sesuai dengan firman Tuhan. Sebenarnya Yakub takut untuk bergerak karna takut akan pembalasan dari Sikhem dan bangsa-bangsa yang ada di sekitar sana, tapi ketika Yakub menanggapi firman Tuhan, melakukannya dengan sungguh-sungguh, kedasyatan yang dari Allah, melingkupi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar. Ketika kita mau bertindak sesuai dengan firman Tuhan, walaupun mungkin secara manusia sulit untuk dilakukan, kita akan mengalami pembelaan dari Tuhan. Kita akan alami perlindungan dari Tuhan. Tuhan mendatangkan kedahsyatan bagi seluruh kota-kota di sekeliling Sikhem. Apa yang Allah lakukan tidak terpikir oleh Yakub. Ada pebelaan Tuhan ketika kita sungguh-sungguh melakukan kebenaran. Dalam ayat 6 dikatakan bahwa Yakub beserta semua orang yang bersama-sama dengan dia sampai dengan selamat dan aman di Betel. Ketika kita punya tujuan yang benar untuk kembali bersekutu dengan Tuhan, maka Tuhan akan melindungi dan sampai dengan selamat.Ketika kita sungguh-sunguh mau hidup yang benar dalam penurutan pelayanan kita dengan Tuhan, ada pembelaan dari Tuhan yang luar biasa. Sama seperti Yakub dan setiap anggota keluarganya tiba dengan selamat di Betel. Mari kita sama-sama pastikan setiap anggota keluarga kita, istri, suami, anak-anak semuanya seisi rumah tangga kita selalu ada dalam persekutuan dengan Tuhan sama seperti yang Yosua katakan pada masa tuanya dalam Yosua 24:15 “Tetapi aku dan orang isi rumahku, kami tetap beribadah kepada Tuhan.” Mari kita pastikan bahwa seisi rumah kita adalah orang-orang yang beribadah kepada Tuhan yang mau hidup bersekutu bersama Tuhan. 


Dalam ayat ke 7 diceritakan ketika sampai di Betel, yang pertama kali dibuat oleh Yakub adalah membangun mezbah. Mezbah berbicara tentang persekutuan dengan Tuhan, mezbah berbicara tentang pengorbanan (bukan mezbah kalau tidak ada korban diatasnya). Persekutuan hidup, persekutuan dengan Tuhan harus ada pengorbanan. Mungkin ada yang harus kita kita korbankan dan seharusnya untuk kepentingan persekutuan dengan Tuhan apapun bisa kita korbankan. Bagaimana jika kita sibuk? Mari kita belajar untuk mengkhususkan waktu untuk Tuhan, waktu yang kita siapkan dan kuduskan bagi Tuhan, tidak boleh diganggu oleh siapapun. Yakub membangun mezbah terlebih dahulu, sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Sikhem (Kej 33:18-20) Yakub membuat kemah terlebih dahulu dibanding yang lain. Ini adalah suatu zona nyaman.  Kemudian dibelinya tanah barulah ia mendirikan mezbah disitu. Yakub merasa urusan persekutuan dengan Tuhan nanti dulu saja. Itu adalah zona nyaman. Ketika kita merasa berada di zona nyaman maka yang akan terjadi adalah persekutuan dengan Tuhan bukan lagi prioritas. Maka sudah pasti kita akan menemui masalah besar. Karna sesungguhnya hidup ini adalah milik Tuhan bukan milik kita. Ketika kita beribadah bersekutu dengan Tuhan, ada jaminan untuk hidupyang akan datang. Sehingga ketika kita dipanggil pulang oleh Tuhan, kita memiliki kepastian bahwa kita ada di sorga. 


Mezbah yang Yakub dirikan kemudian dinamai El-Betel, yang artinya Allah dari Betel, Allah dari pengalaman kejadian pasal 28:15, dimana Betel sendiri artinya adalah rumah Allah. Dalam ayat 9 alkitab tidak mengatakan setelah Yakub datang dari Sikhem, melainkan dari Padan-Aram, tempat awal dimana Tuhan menyuruh Yakub untuk ke Betel artinyaemua apa yang telah dilewati oleh Yakub dengan berbagai masalah, Tuhan sudah lupakan. Setelah Yakub tiba di Betel dan mendirikan Mezbah bagi Tuhan, maka Tuhan menampakkan diri kepada Yakub dan memberkatinya, sperti yang dialami Yakub di Betel dalam Kejadian 28:13-18

Berkat apa yang diberikan Tuhan kepada Yakub?

1.      Ayat 10 : Namamu Israel yaitu kemenangan. Di dalam persekutuan dengan Tuhan ada berkat kemenangan.
2.      Ayat 11 : Berkat keturunan. Bangsa – bangsa dan Raja –raja dari keturunan Yakub bukan pengangguran atau pengemis.
3.      Ayat 12 : Berkat warisan. Sorga adalah warisan bagi setiap orang yang hidup dalam persekutuan dan janji Tuhan.

Didalam persekutuan dengan Tuhan pasti ada berkat.

Ringkasan Khotbah 26-07-15

Oleh Pdt. Karel Waworuntu



Persekutuan Pribadi Dengan Allah (bagian 5)
(Kejadian 35:1)


Kita masih melihat perjalanan hidup yakub dalam hal kembali kepada persekutuan dan perjanjian Tuhan. Sesuai perintah Tuhan yakub kembali ke Betel adalah tempat dimana yakub mengalami persekutuan dan pengalaman Rohani yang luar biasa bersama Tuhan (Kejadian 28:15 dst) setelah kurang lebih 20 tahun di haran dengan berbagai masalah dan persoalan khususnya hal materi maka kemudian Tuhan menyuruh Yakub kembali ke Betel, ini menunjukan bahwa solusi dari setiap persoalan yang kita hadapi adalah kembali kepada persekutuan dengan Tuhan. Dalam perjalanan itu Tuhan kemudian sudah menyelesaikan persoalan antara Yakub dengan mertuanya Laban yang ingin mencoba membawanya kembali ke Haran serta persoalan antara Yakub dengan Esau, dimana Esau membawa pasukan dan ingin balas dendam terhadap Yakub (cara orang dunia menyelesaikan masalah), sedangkan Yakub membawa banyak hadiah untuk melunakan hati Esau (Masih cara duniawi) tetapi cara Tuhan berbeda yaitu melalui doa sepanjang malam yang dinaikan oleh Yakub Tuhan kemudian beracara untuk menyelesaikan masalah itu, Doa memungkinkan segalanya karena itu jaga pernah kita abaikan dan tinggalkan kehidupan doa kita kepada Tuhan, khususkanlah waktu untuk berdoa kepada Tuhan. Yakub kemudian meneruskan perjalanannya ke Betel, akan tetapi ketika sampai di Sikhem Yakub berhenti dan disitu ia membangun kemah serta Mezbah, artinya Yakub ingin tinggal di sikhem dan tidak meneruskan perjalanan ke Betel dimana Tuhan menyuruhnya pergi. Walaupun Yakub merasa nyaman di Sikhem namun ini bukanlah kehendak Tuhan, karena yang Tuhan inginkan adalah kembali ke Betel, kita harus berhati-hati ketika kita sudah berada di zona nyaman lalu mengabaikan tujuan perjalanan rohani kita. Akibat Yang terjadi pada keluarga Yakub adalah Dina kemudian bergaul dengan perempuan-peremuan Sikhem (Orang yang tidak kenal Tuhan), kemudian Dina diperkosa oleh anak Raja di Sikhem, ini pukulan yang berat bagi Yakub ditambah lagi pembunuhan yang dilakukan anak-anak Yakub terhadap laki-laki di Sikhem membuat Yakub ketakutan akan balas dendam dari orang Kanaan, tentu kitapun tidak mau mengalami hal yang buruk namun tekadang tidak dapat kita hindari karena kelalaian kita sendiri yang mencoba tinggal di zona aman dan mengabaikan tanggung jawab rohani kita dalam menuruti kehendak Tuhan! Seandaianya Yakub tidak tinggal di sikhem semua persoalan ini tidak perlu terjadi.


Ketika Yakub dalam ketakutan Allah kemudian berfirman Bersiaplah pergilah ke Betel” seolah-olah Tuhan tidak peduli ketakutan dan kesesakan yang dialami oleh Yakub. mungkin kita datang dan Firman Tuhan yang kita dengar tidak sesuai dengan kondisi yang kita alami sehingga kita berpikir Tuhan tidak peduli dengan kita, akan tetapi sesungguhnya solusi yang Tuhan berikan adalah sama seperti yang diberikan kepada Yakub yaitu “pergilah ke Betel” , tidak perlu panjang lebar dan berlarut dengan persoalan karena solusinya adalah kembali ke persekutuan dengan Tuhan. 


Apa yang Tuhan maksudkan bersiaplah?
1.      Jauhkanlah dewa asing yang ada di tengah mu (Ayat 3)
Rahel sempat membawa terafim milik ayahnya (Kej 31:19), kepemilikan terafim erat kaitannya dengan harta warisan milik keluarga, artinya hatinya masih terikat dengan kekayaan. Yang dimaksud Dewa asing atau berhala dalam hal ini adalah bentuk kepentingan yang kita anggap sama dengan Tuhan bahkan di prioritaskan lebih dari Tuhan. Dan untuk kembali ke Betel (persekutuan dengan Tuhan) kita harus membuangnya. 

2.      Tahirkanlah dirimu
Kemurnian hati adalah hal mutlak dalam persekutuan kita dengan Tuhan, jangan kita ada di greja tapi pikiran kita sedang di tempat lain. (Amsal 4:23) Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, karena dari hati terpancar kehidupan.

3.      Dan tukarlah pakaianmu
Pakaian berbicara tentang kebiasaan. Dalam hal ini kebiasaan untuk mengutamakan hal Jasmaniah diatas kepentingan Rohani. Secara bertahap kita harus mengganti dengan kebiasaan yang baru, kebiasaan untuk mengutamakan hal rohani diatas hal jasmani, kita harus memiliki prinsip Melayani “sambil” bekerja. 


Mari kita tukar pakaian kita karena untuk ada dalam persekutuan dengan Tuhan kita harus mengganti kebiasaan kita yang sering kali mengabaikan kepentingan Tuhan dibanding kepentingan jasmani. Hal ini dilakukan oleh Yakub sebagai kepala rumah tangga dan diresponi oleh anggota keluarganya dengan baik (Ayat 4), kiranya tidak ada anggota rumah tangga yang keberatan dengan Firman Tuhan, itulah Rumah tangga yang diberkati Tuhan.